Jumat, 13 November 2009

SUGARCANE MOSAIC VIRUS pada TANAMAN TEBU


PENDAHULUAN
Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Adapun jenis penyakit yang menyerang tanaman tebu yaitu mosaik virus. Perkiraan kerugian yang dihasilkan akibat penyakit mosaik ini bervariasi tergantung pada periode dan wilayah dimana tebu tersebut tumbuh. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air.

Mekanisme Virus Menyerang
Virus akan menjadi benda mati bila berada di luar jaringan hidup , namun virus bisa begitu stabil berada didalam inangnya sehingga dengan mudah dapat bertahan disana. Kalau virus mulai mencapai permukaan jaringan tumbuhan atau yang disebut dengan kontaminasi, maka partikel virus kemudian masuk ke dalam tumbuhan melalui luka dan harus ada yang membantu karena virus tidak mempunyai spora seperti cendawan, flagel (cambuk getar) seperti bakteri atau bergerak seperti nematoda. Sekali virus masuk ke dalam jaringan inangnya, maka akan mengakibatkan perubahan fungsi. Perubahan fungsi tersebut tidak lain disebabkan oleh terhambatnya sintesa protein dan RNA tanaman inang untuk menjadi nukleaotides, asam amino dan ribosom bebas yang dialihkan untuk menjadi sintesa komponen pembentuk virus baru. Akibatnya secara biologis maupun fisiologis, tanaman akan menyebabkan perkembangan tidak secara penuh. Kerusakan yang ditimbulkan dapat berupa kekerdilan, daun menguning, mosaik, kematian jaringan bahkan sampai kematian tanaman. Semua itu dapat menjadi kendala produktifitas tanaman

Penyakit-penyakit virus ini mungkin dapat dikacaukan dengan abnormalitas genetik, gangguan fisiologi seperti kekurangan zat hara dan keracunan oleh serangga. Namun demikian, penyakit virus tersebutselalu dapat menular pada tanaman lain sebagai akibat kemampuannya membelah diri dan memencar dari sel satu ke sel yang lain. Dari tumbuhan satu kepada tumbuhan lain. Akibatnya dapat terjadi endemi yang kadang kadang dapat menyebabkan kerusakan yang luas dan kerugian ekonomi yang cukup besar. Sejauh ini penyebaran virus pada tanaman lain masih terus dikembangkan dan diupayakan dicari solusinya. Beberapa penularan virus yang umum adalah melalui : mekanik, kontak, tali putri, bagian perkembangbiakan vegetatif, biji dan serbuk sari, serangga, dan tungau, organmisme penghuni tanah serta alat-alat pertanian.
KLASIFIKASI
Virus classification
Group: Group IV ((+)ssRNA)
Synonyms
grass mosaic virus
maize dwarf mosaic virus strain B Family: Potyviridae
Genus: Potyvirus
Species: Sugarcane mosaic virus

sorghum red stripe virus



MORFOLOGI
Penyakit SCMV disebabkan oleh virus yang termasuk dalam kelompok potyvirus. partikelnya berbentuk filament dengan panjang 730 nm dan diameter 13 nm. virus SCMV ini merupakan virus yang non persisten karena virus SCMV ini hanya masuk ke stilet vektornya saja. dan juga virus yang ditularkan oleh vektor ini lebih dari satu virus, tidak hanya SCMV ini saja.
GEJALA
Identifikasi mosaik pertama kali adalah pada gejala pada daun. Sebagai penyakit yang paling besar pada tebu, intensitas gejala mungkin bermacam-macam, tergantung varietas tebu, kondisi pertumbuhan, dan strain dari virus yang terlibat. Gejala umum penyakit mosaik bergaris pada tebu meliputi garis-garis halus pada helaian daun tebu yang bewarna hijau muda, kuning atau putih yang berselang seling dengan warna hijau yang normal pada daun tebu.Gejala yang paling khusus adalah perbedaan pola pada warna hijau atau daerah kuning klorosis pada hijau daun (Gambar 1). Pada umumnya, daerah klorosis menyebar, tetapi bisa jadi tampak lebih jelas pada beberapa koloni yang terinfeksi oleh beberapa strain virus. Infeksi bisa disertai oleh bermacam-macam tingkat pada memerahnya daun atau nekrosis. Daerah klorosis pa;ing jelas tampah pada dasar daun. Daerah klorosis juga bisa hadir pada pelepah daun, tetapi jarang terdapat pada batang. Tanaman muda yang tumbuh dengan cepat lebih rentan terinfeksi dibandingkan tanaman yang lebih tua yang pertumbuhannya lebih lambat.




Gambar 1.
Gejala klorosis pada daun akibat sugarcane mosaic virus


PENYEBARAN PENYAKIT
Terdapat tiga cara utama penyebaran sugarcane mosaic virus: (1) melalui vektor aphid, (2) melalui bibit tebu yang terinfeksi dan (2) melalui inokulasi mekanik. Hanya penyebaran melalui vector aphid dan bibit tebu yang terinfeksi yang paling sering di lahan. Penyebaran secara mekanik hanya sering terjadi di rumah kaca atau laboratorium penelitian. Vektor dari SCMV adalah arthropoda, ordo Hemiptera, famili Aphididae; Dactynotus ambrosiae, Hysteroneura setariae, Rhopalosiphum maidis, Toxoptera graminum dan bebrapa spesies aphid lain yang tidak terus-menerus.Terdapat sedikitnya 12 spesies aphid yang dapat menularkan SCMV dari tanaman tebu berpenyakit kepada tanaman tebu yang sehat. Penyebaran mosaik akan makin cepat ketika populasi vektornya tinggi, penanaman varietas tebu yang rentan, dan SCMV yang menginfeksi tanaman berlimpah. Penyebaran penyakit mosaik di sugarcane dipengaruhi oleh aktivitas vektor serangga, cuaca dan kondisi lingkungan mempengaruhi aktivitas vektor serangga;
TANAMAN INANG
Mosaik disebabkan oleh virus.Mosaic telah diekstraksi dari jaringan inang dan dipelajari. Virus mosaik ada di setidaknya empat serotipe dan beberapa strain. Mosaic telah dipecah menjadi empat penyakit yang berbeda: tebu mosaik, mosaik sorgum, jagung dan Johnsongrass kurcaci mosaik mosaik. Sistem ketegangan identifikasi mendahului pembagian ke penyakit yang berbeda. Berbagai strain berbeda dalam rentang tuan rumah mereka, kemampuan untuk menyebabkan infeksi dan di tingkat cedera mereka penyebabnya. Strain dapat dipisahkan dengan gejala-gejala khas yang ditunjukkan pada indikator yang dipilih klon. Empat belas galur telah diidentifikasi dan ditunjuk oleh huruf "A" melalui "N." yang paling umum yang telah ditemukan di Amerika Serikat adalah mosaik tebu strain A, B, D, E (sebenarnya tebu mosaik) dan sorgum strain mosaik H, saya dan M. Tebu mosaik regangan E (ketegangan ditemukan pada CP 72 -- 2086) hadir di Florida dan sorgum mosaik hadir di Louisiana dan Texas.
Alami infeksi SCMV telah dilaporkan pada sejumlah dibudidayakan dan rumput liar. Jagung dan sorgum, jika ditanam di samping tebu, dapat berfungsi sebagai sumber infeksi. Pentingnya penularan penyakit dari host lain tidak dipahami dengan baik. Di Florida, beberapa spesies gulma telah terinfeksi strain E mosaik selama lebih dari 20 tahun tanpa ekstensif membangun dari mosaik dalam budidaya komersial hingga tahun 1996 CP 72-2.086.
Pengendalian
 Penggunaan varietas tahan adalah metode paling efektif mosaik kontrol.
 Menggunakan bibit tanaman yang sehat (tidak mengandung virus) atau bukan berasal dari daerah terserang ;
 Melakukan rotasi / pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang virus (seperti jagung, sorgum, dan rumput-rumputan).
 Melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan tumbuhan pengganggu/gulma yang dapat menjadi tanaman inang virus;
 Eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala segera dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan ke tanaman lain yang sehat.
 Mengendalikan vektor dari tanaman inang yaitu Aphid. Bisa dengan pengendalian secara hayati maupun kimiawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar