Senin, 07 November 2011

Antara Aku (Jill), Dick, dan Popy juga Pacarnya Dick

Walaupun aku gak bisa bikin surprise di hari ulang tahunnya Popy, tapi aku senang lihat Popy yang ceria seperti itu. Mukanya tidak kelihatan garang lagi kalo lagi senyum. Muka Popy itu memang sering kontras. Kadang dia cantik, kadang garang, kadang nyenengin, kadang nyebelin, kadang jadi temen, kadang jadi soulmate, dan tak jarang juga jadi musuh kalo nonton bola. Tapi, dia salah satu orang yang membuat hidupku berwarna. Itulah hebatnya Popy.

Setelah melihat kedekatan Popy sama Dick, aku jadi semakin yakin mereka punya hubungan yang spesial. Tapi yang aneh, kenapa Dick atau Popy tak mengaku kalo mereka saling suka? Padahal yang kutahu Popy selalu kesal jika Dick tidak ada menghubunginya. Aku pernah tanya Popy secara langsung, dia hanya jawab “temenan aja”. Aku juga tanya Dick, dia juga jawab hal yang serupa. Kukira gak ada salahnya juga kalau aku berteman juga sama Dick.

Beberapa hari setelah kiriman itu, aku dan Popy mulai curhat dari hati ke hati. Aku curhat tentang Ray yang mendekatiku lagi, dan Popy akhirnya mengakui juga kalau dia suka Dick. Hanya saja dia terkendala masalah orang tuanya yang gak setuju. Popy mengaku suka curhat sama ibunya tentang Dick, dia langsung ditentang agar tidak pacaran sama Dick. Ibunya lebih setuju mereka hanya sekedar teman saja. Alasannya cukup masuk akal, karena meskipun Dick sudah bekerja tapi dia belum mapan. Selain itu, Popy juga belum tau Dick suka atau nggak sama dia? Kurasa waktu itu akulah yang harus memastikannya. Bukan berarti aku ikut campur, tapi aku hanya ingin membantu Popy memastikan posisinya dengan bertanya sama Dick secara diam-diam. Aku tanya sama Dick lewat YM.

“Hai mas…”

“Hai mbem…J

“pakabar mas?”

“jangan panggil mas atuh, aa atau kakang aja…”

“wkwkwk… aa dari hongkong? ueekkss”

Begitulah sapaanku sama Dick pertama kali (biar Dick gak curiga). Pelan-pelan kutanya hubungannya dengan Popy. Aku bilang kalo Popy punya perasaan lain sama dia. Aku berusaha meyakinkan Dick, namun sayang tak bisa. Dia tetap bersikukuh, hanya ingin berteman saja sama Popy, tidak lebih. Setelah kudapat kepastiannya, aku tetap merahasiakannya dari Popy. Sayang sekali, Popy tak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Selama ini dia hanya berusaha menyangkal semuanya. Aku pun tak punya cukup kuasa untuk mengatur Popy, biarlah dia tentukan jalannya sendiri, aku tak mau ikut campur sama masalah pribadinya.

Sejak aku kasih tahu Dick yang apa yang sebenarnya Popy rasakan, kudengar mereka semakin dekat. Hampir tiap hari Dick telpon Popy, dan tak jarang juga Dick menghubungiku (itu yang aneh). Apa mungkin Dick berbohong soal perasaanya? Atau dia hanya mempermainkan Popy saja? Entahlah, aku pusing.

Hari-hari pun berlalu, aku masih menjalani kehidupan normalku sebagai “single happy”. Kuabaikan semua lelaki yang mendekatiku, menolak dengan senang hati, dan pergi kmana saja dengan sesuka hati tanpa ada yang protes dengan siapa aku pergi. Tapi yang aneh, aku tak bisa menghindar dari Dick. Dia seolah jadi pendengar setia curhatanku, meski tak jarang dia curcol juga. Tiba-tiba Dick bilang sebenarnya dia punya pacar yang sedaerah sama Popy. Hanya saja hubungan mereka jarak jauh. Dick sering mengeluh tentang pacarnya. Suatu malam di malam jumat, Dick telpon aku lagi.

“Hey mbem, apakabar?”

“baik, ada apa mas?”

“aku bingung sama pacarku, dia gak romantis. Gak bawel kaya kamu. Kalo sms atau ngomong seperlunya. Itu bikin aku gak betah.”

“lah? Terus maumu gimana?”

“pengennya dia tuh ngertiin aku, aku udah setahun jalan sama dia tapi dia terlalu cuek.”

“Mungkin pada dasarnya dia cuek kali…”

“Memang sih”

Aku kesal sama Dick. Dia tahu kalau pacarnya memang cuek dan gak suka banyak bicara, tapi dia menuntut agar pacarnya bersikap sebaliknya. Bukannya mendukung Dick, aku malah bilang dia harusnya memaklumi pacarnya yang sifatnya seperti itu. Aku suruh Dick lebih aktif lagi dan perhatian sama pacarnya.

Baiklah, cukup itu saja aku membicarakan tentang pacarnya Dick. Aku tak banyak tahu tentang dia. Sekarang balik lagi ke Popy, dia akhirnya tahu kalau Dick punya pacar lewat statusnya Dick di FB. Tak berapa lama pula, Dick bilang kalau dia mulai kehilangan Popy. Rupanya Popy mulai menjaga jarak dengan Dick. Apa mungkin Popy menyerah sama Dick? Atau Popy cemburu? Entahlah, tapi imbasnya Dick makin sering menghubungiku sekarang. Walaupun Dick bilang hanya sebatas silaturahim saja, tapi kurasa ada sesuatu yang tak wajar di antara kami. Sebuah pertemanan yang diawali di dunia maya, namun semua terasa nyata. Meski tak pernah lihat wajahnya secara langsung, tapi aku sering mendengar suaranya, dan itu cukup nyata buatku. Meskipun berulang kali kubilang, Dick adalah makhluk abstrak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar